Selasa, 28 Agustus 2012

Autocad

AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga produk AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak digunakan di dunia.

AutoCAD digunakan oleh insinyur sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin, desainer interior dan lain-lain.

Format data asli AutoCAD, DWG, dan yang lebih tidak populer, Format data yang bisa dipertukarkan (interchange file format) DXF, secara de facto menjadi standard data CAD. Akhir-akhir ini AutoCAD sudah mendukung DWF, sebuah format yang diterbitkan dan dipromosikan oleh Autodesk untuk mempublikasikan data CAD.

AutoCAD saat ini hanya berjalan disistem operasi Microsoft. Versi untuk Unix dan Macintosh sempat dikeluarkan tahun 1980-an dan 1990-an, tetapi kemudian tidak dilanjutkan. AutoCAD masih bisa berjalan di emulator seperti Virtual PC atau Wine.

Rencana anggaran biaya

Dalam penyusunan anggaran biaya suatu rancangan bangunan biasanya dilakukan 2 (dua) tahapan yaitu :

Estimasi Biaya Kasar, yaitu penaksiran biaya secara global dan menyeluruh yang dilakukan sebelum rancangan bangunan dibuat.
Perhitungan Anggaran Biaya, yaitu penghitungan biaya secara detail dan terinci dsesuai dengan perencanaan yang ada.

Tahapan Estimasi Biaya
Penaksiran anggaran biaya yang dilakukan adalah melakukan proses perhitungan volume bangunan yang akan dibuat, harga satuan standar dari tipe bangunan dan kualitas finishing bangunan yang akan dikerjakan.
Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya rancangan bangunan, maka jumlah biaya yang diperoleh adalah taksiran kasar biaya bukan biaya sebenarnya atau actual, sebagai contoh:

Jenis bangunan dengan standar bangunan kelas A, maka harga satuan standarnya adalah @ Rp 1.500.000,-/m2, Luas bangunan 100 m2, maka asumsi biaya yang dibuat adalah : luas bangunan dikalikan dengan harga satuan standar, yaitu: 100 x @Rp 1.500.000,-/m2 = Rp 150.000.000,-

Tahapan Perhitungan Anggaran Biaya
Perhitungan anggaran terperinci dilakukan dengan cara menghitung volume dan harga-harga dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, agar nilai bangunan dapat dipertanggung jawabkan secara benar dan optimal. Cara penghitungan yang benar adalah dengan menyusun semua komponen pekerjaan mulai dari tahapan awal pembangunan (Pekerjaan persiapan) sampai dengan tahapan penyelesaian pekerjaan (Pekerjaan Finishing), contoh:

Pekerjaan Persiapan terdiri dari: pembersihan lahan, cut and fill, pagar pengaman, mobilisasi dan demobilisasi.
Pekerjaan Sipil, terdiri dari pondasi, sloof, kolom, dinding dan rangka penutup atap.
Pekerjaan finishing, terdiri dari lantai, dinding, plafond dan penutup atap.
Pekerjaan Instalasi Mekanikal, Elektrikan dan Plumbing, terdiri dari jaringan listrik, telepon, tata suara, tata udara, air bersih dan air kotor.
Pekerjan luar/halaman, terdiri dari perkerasan jalan, jalan setapak, pagar halaman dan taman.

Cara penghitungan setiap item pekerjaan tersebut di atas biasanya dibuat berdasarkan jenis material dan komponen pekerjaan, misal:

Komponen beton, cara penghitungannya dilakukan dengan membuat perhitungan volume secara satuan isi (m3), dikalikan dengan harga satuan per m3 yang disusun berdasarkan analisa penggunaan material per m3 @ Rp m3)
Komponen material lantai, dinding dan plafond dilakukan dengan menghitung luasan area yang ada (m2) dikalikan dengan harga satuan per m2 yang disusun berdasarkan analisa penggunaan bahan per m2 ( @ Rp/m2)
Komponen material pekerjaan finishing seperti tali air, talang air, jaringan pipa dan pengkabelan dilakukan dengan menghitung panjang bahan yang dipakai (m1) dikalikan dengan harga satuan material perm1 (@ Rp/m1)
Komponen material besar seperti daun pintu, jendela dan peralatan dilakukan dengan menghitung jumlah material yang dipakai (unit) dikalikan dengan harga satuan material per-unitnya (@ Rp/unit), bisa juga dengan perhitungan volume secara detail, yaitu : kusen (m3), daun pintu (m2), kaca (m2), daun jendela (m2), perlengkapan lainnya (bh). termasuk finishing.
Komponen material yang sulit dihitung tetapi harus dikerjaan dilakukan dengan menentukan status lumpsum (ls), artinya untuk pekerjaan itu nilai besaran ditentukan berdasarkan cakupan pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan yang dikekendaki oleh perancang, biasanya komponen ini tidak ada harga satuannya tetapi langsung menyebutkan nilai total dari komponen pekerjaan tersebut.
Usahakanlah untuk menghitung secara detail karena akan lebih akurat dan cenderung hemat.

Penghitungan anggaran biaya pada umumnya dibuat berdasarkan 5 hal pokok, yaitu:

Taksiran biaya bahan-bahan. Harga bahan-bahan yang dipakai biasanya harga bahan-bahan di tempat pekerjaan, jadi sudah termasuk biaya transportasi atau angkutan, biaya bongkar muat.
Taksiran biaya pekerja. Biaya pekerja sangat dipengaruhi oleh: panjangnya jam kerja, keadaan tempat pekerjaan, ketrampilan dan keahlian pekerja yang bersangkutan terutama dalam hal upah pekerja.
Taksiran biaya peralatan. Biaya peralatan yang diperlukan untuk suatu jenis konstruksi haruslah termasuk didalamnya biaya pembuatan bangunan-bangunan sementara (bedeng), mesin-mesin, dan alat-alat tangan (tools).
Taksiran biaya tak terduga atau overhead cost. Biaya tak terduga biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: biaya tak terduga umum dan biaya tak terduga proyek.
Taksiran keuntungan atau profit. Biaya keuntungan untuk pemborong atau kontraktor dinyatakan dengan prosentase dari jumlah biaya total yang berkisar antara 8-15%.


Read more: http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/03/tahapan-perhitungan-rencana-anggaran.html#ixzz24qRrdcap
Home Design and Ideas

Bangunan tahan gempa

Rumah tembok merupakan simbol kemakmuran di mana pun di negeri ini. Namun, pilihan ini bisa mengancam keselamatan penghuninya karena tak mengikuti aturan struktur bangunan tahan gempa yang benar. Bila ingin memiliki rumah yang aman, cukup dengan material ringan dan itu pun tidak perlu biaya mahal.

”Mestinya penduduk di daerah rawan gempa mempertahankan rumah adat yang konstruksinya kayu yang berdinding anyaman bambu atau susunan papan. Rumah ini sejak dulu telah teruji keandalannya terhadap terjangan gempa,” ujar Pariatmono, pakar konstruksi tahan gempa dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Namun, rumah tembok yang diintroduksi zaman kolonial Belanda sudah terlanjur diadopsi sebagai tanda tingginya tingkat kesejahteraan seorang kepala keluarga. Rumah kayu dan bambu warisan nenek moyang dianggap kuno dan murahan. Rumah kayu dengan ikatan yang benar lebih aman bagi penduduk di negeri yang rawan gempa ini karena lebih ringan dan lentur dibandingkan beton atau tembok.

Berpatokan pada prinsip semakin ringan struktur semakin kecil risiko bahaya keruntuhan bangunan, kemudian dikembangkan material alternatif. Peneliti di Pusat Permukiman Departemen Pekerjaan Umum Bandung membuat dinding yang dibuat dari anyaman bambu, kemudian diplester mirip tembok, tapi tebalnya hanya 5 cm.

A. Prinsip tahan gempa

Pembangunan rumah tahan gempa, menurut Yuskar, perlu mengacu pada konsep bahwa struktur harus menyatu dalam lingkup tiga dimensi, cukup kaku, kuat, dan liat atau tidak getas diguncang gempa. Denah harus berbentuk simetris seperti bentuk kotak dan lingkaran. Bentuk L tidak stabil menahan terjangan gelombang gempa.
Kekuatan bangunan tahan gempa dibagi dalam lima hierarki, mulai dari tanah hingga ke atap, semakin ke atas harus semakin ringan. Tanahnya harus terdiri atas tanah padat yang diberi lapisan batu dan pasir, lalu dipadatkan untuk menghindari terjadi likuifaksi atau pelembekan tanah karena gempa. Fondasi berupa semenan batu kali trapesium setinggi 50 cm-80 cm. Di atas fondasi dipasang kolom berisi tulangan besi, menopang balok ring dan struktur atap. Ketahanan akan gempa, kata Yuskar, kuncinya pada pemasangan angkur dan pelat yang mengikat atau tertanam di tiap bagiannya. Biayanya tak mahal. Biaya komponen angkur dan pelat hanya 5 persen total biaya. Yang mahal adalah bagian elektrik dan arsitektur, 60 persen.

B. Peninjauan bangunan

Pada masa rekonstruksi, tahap pertama adalah melakukan investigasi cepat secara visual dengan melihat kondisi kolom dan tingkat keretakan. Tahap kedua melakukan penelitian lebih mendetail dengan menggunakan tes tidak merusak (nondestruktif), terutama bagian tulangan. Tahap ketiga, penelitian struktur untuk melihat mutu material beton atau baja yang digunakan. Penelitian retak rambut pada struktur dilakukan dengan menggunakan ultrasonic pulse velocity test. Saat ini peninjauan bangunan pascagempa belum ada aturan atau prosedur yang standar. Yuskar dan timnya mengacu pada standar AS, yaitu ATC-20. Untuk rumah-rumah yang dapat diperbaiki dapat diperkuat antara lain dengan melilit balok dan kolom dengan serat karbon 1,2 mm dan lebar hingga 10 cm. Penguatannya bisa lima kali lipat.

C. Beberapa Material Tahan Gempa

1. BATU BATA TAHAN GEMPA
Bata tahan gempa adalah sejenis bata bertulang sepotong lempeng bambu di bagian dalam tengah yang terbuat dari campuran bahan pasir tufa, kapur, semen dan air. Proses pembuatan secara manual menggunakan teknologi tepat guna yaitu mesin cetak pres bertenaga manusia, namun dalam proses pembuatannya diperlakukan tidak sama dengan proses pembuatan bata / batako terdahulu.

Kegunaan
Sebagai bahan bangunan tahan gempa untuk rumah tinggal dan bangunan fisik gedung lainnnya.

Keuntungan teknis/ekonomis
Mempunyai kekuatan tidak mudah patah atau retak bila terkena getaran keras akibat gempa bumi
Proses pengeringan bata tanpa melalui pembakaran sehingga hemat energi dan ramah lingkungan

2. GENTENG TAHAN GEMPA
GENTENG di Indonesia umumnya berbahan tanah liat. Material dasar ini mudah didapatkan, hingga banyak orang menjual dan menggunakan genteng tanah liat. Kini, selain atap genteng tanah liat, cukup banyak material pembentuk genteng lainnya, salah satunya aspal (bitumen). Genteng dari aspal ini tentu tak sepenuhnya dari material aspal. Genteng merupakan perpaduan antara bubuk kertas, serat organik, resin, serta aspal. Material ini diolah sehingga menghasilkan sebuah genteng yang ringan, lentur, dan tahan air.

Kegunaan
“Aspal dalam hal ini berfungsi sebagai water proofing. Atap menjadi tahan akan kebocoran,” ujar Ferry W Djajaprawira, Technical Manager Onduline Indonesia.

Keuntungan

Selain anti bocor, genteng aspal ini juga lebih ringan dibandingkan genteng tanah liat, beton, atau keramik. Bobot per lembarnya sekitar 4kg per m². Bandingkan dengan atap genteng, yang berat satuannya bisa antara 4-8 kg. Tentu ini menjadi salah satu nilai keunggulan genteng aspal. Dengan bobot yang ringan, konstruksi atap pun bisa diminimalkan, sehingga budget pun bisa dihemat.

Beton

BETON

Pasta adalah pencampuran antara semen dan air.

Mortar adalah pencampuran dari semen, air dan pasir.

Beton adalah pencampuran dari semen, air, pasir dan kerikil.

Dalam pembuatan beton harus memenuhi komposisi berikut :

Komposisi semen pada beton :7–15%

Komposisi agregat (halus dan kasar) :61–76%
Komposisi agregat halus :30%

Komposisi agregat kasar :40%
Komposisi udara :5%

Komposisi air :15%

Keunggulan Beton:

1. Ketersediaan material dasar

a) Agregat dan air dipadatkan dari lokal.

b) Tidak demikian dengan baja, harus pabrikisasi dan import.

c) Ketersediaan kayu (masalah lingkungan).

2. Kemudahan untuk digunakan

a) Pengangkutan mudah.

b) Bisa dipakai untuk berbagai struktur.

c) Beton bertulang bisa dipakai untuk struktu berat.

3. Kemampuan beradaptasi

a) Bersifat monolit, tidak memerlukan sambungan seperti baja.

b) Dapat dicetak dengan ukuran dan bentuk berbeda.

c) Beton dapat diproduksi dengan berbagai cara yang disesuaikan situasi sekitar.

4. Pemeliharaan Minimal

a) Ketahanan beton cukup tinggi, lebih tahan karat tidak perlu dicat, tahan kebakaran.



Kelemahan Beton :

1. Berat sendiri yang besar 2400 kg.

2. Kekuatan tariknya rendah.

3. Beton cenderung untuk retak.

4. Kualitas tergantung cara pelaksanaan di lapangan.

5. Struktur beton sulit untuk dipindahkan.

Cara Mengatasi Kelemahan Beton :

1. Membuat Beton mutu tinggi.

2. Memakai beton bertulang.

3. Melakukan perawatan.

4. Memakai beton pracetak.

5. Mempelajari Teknologi beton.

Baja

Baja adalah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi.
Ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan tercampurnya besi dengan karbon pada proses pembakaran.
Sering digunakan untuk bangunan monumental dan berukuran besar.
Bentuk Baja :
1. Baja Pelat
a) Baja berupa pelat, baik pelat lembaran maupun pelat strip dengan tebal antara 3 mm s.d 60 mm.
b) Baja pelat lembaran lebar antara 150 mm s.d 4300 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter.
c) Baja pelat setrip biasanya dengan lebar <600 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter.
d) Ada yang polos dan ada yang bermotif. Namun untuk konstruksi biasanya digunakan pelat polos. Sedangkan yang bermotif digunakan untuk lantai bis. Cabin kapal, dll.
2. Baja Profil
Baja berupa batangan (lonjoran) dengan penampang berprofil dengan bentuk
tertentu dengan panjang pada umumnya 6 meter (namun bisa juga dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15 meter)
3. Baja Beton
Baja yang digunakan untuk penulangan atau pembesian beton (untuk konstruksi beton). Pada umumnya berbentuk batangan atau lonjoran dengan berbagai macam ukuran (dari pabrik 12 meter)
4. Baja Siku
Baja profil berbentuk siku sama kaki yang digunakan untuk penggunaan umum dengan ukuran lebar kaki mulai 20 mm sampai 200 mm.
Kelebihan Baja Siku :
- Praktis,
- Mudah dalam pengerjaan,
- Dapat dibongkar pasang, dll.
Penggunaan Baja Siku :
- Atap,
- Rak Lemari,
- Sandaran buku,dll

Pondasi tiang pancang



Secara definitif, tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari berbagai bahan bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah dalam massa tanah. Hal tersebut dapat merupakan distribusi vertikal dari beban sepanjang poros tiang pancang aau pemakaian beban secara langsung terhadap lapisan yang lebih rendah sepanjang ujung tiang pancang.

Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi (struktur serta penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya angkat akibat tingginya muka air tanah dan gaya dinamis akibat gempa.

Jika dilihat dari pemakaiannya, maka pondasi tiang pancang dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tiang pancang tunggal dengan tiang pancang kelompok. Sedangkan, bila dilihat dari bahan yang dipakai menjadi tiang pancang, maka tiang pancang dapat dibedakan menjadi tiang pancang kayu, tiang pancang baja, tiang pancang beton pracetak, tiang pancamg beton prategang dan tiang pancang komposit.

Kegunaan Pondasi Tiang Pancang

Secara terperinci, kegunaan dari pondasi tiang pancang ini meliputi beberapa hal, yaitu diantaranya adalah :

1. Untuk membawa beban-beban konstruksi di atas permukaan tanah ke dalam tanah melalui lapisan tanah. Dalam hal ini, trasfer gaya yang terjadi tidak hanya menyangkut beban gaya vertikasl saja, namun juga meliputi gaya lateral.

2. Untuk menahan gaya desakan ke atas yang sering kali menyebabkan terjadinya kegagalan guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah di bawah bidang batas air jenuh. Pondasi telapak dapat juga dipakai untuk menopang kaki-kaki menara terhadap kegagalan guling, dimana gaya momen yang dihasilkan dari beban horisontal (dalam hal ini beban angin) dapat ditahan oleh gaya friksi tanah terhadap permukaan pondasi tiang pancang.

3. Dapat memampatkan endapan tak berkohesi yang bebas lepas di dalam tanah dengan melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan saat pemancangan. Dalam pelaksanaannya, pondasi tiang pancang tersebut dapat ditarik keluar kemudian.

4. Mengontrol penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.

5. Membuat tanah di bawah pondasi sebuah mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekwensi alamiah dari sistem mesin tersebut bila dijalankan. Dalam hal ini, transfer beban dinamis akibat getaran (vibrasi) sebuah mesin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa harus mengubah struktur tanah, dimana tanah menjadi kaku dan teredam dari vibrasi mesin.

6. Sebagai faktor keamanan tambahan di bawah tumpuan jembatan dan tiang khususnya, jika erosi merupakan persoalan yang potensial. Dengan adanya pondasi tiang pancang, kegagalan gelincir yang dapat disebabkan oleh erosi dan beban horisontal akan dapat diatasi.

7. Dalam konstruksi yang didirikan pada lepas pantai, pondasi tiang pancang digunakan untuk meneruskan beben-beban yang terjadi di atas permukaan air pada struktur ke dalam air dan ke dalam dasar tanah yang mendasari air tersebut. Hal ini berlaku pada pondasi tiang pancang yang ditanamkan sebagian ke dalam tanah pada dasar air dan yang terpengaruh oleh beban vertikal dan tekuk serta beban lateral. Dengan demikian, dengan dipakainya pondasi tiang pancang pada suatu struktur pada lepas pantai, selain memanfaatkan daya dukung tanah seperti pondasi pada umumnya, juga memanfaatkan daya dukung air untuk menjaga kestabilan struktur.

Macam – macam Tiang pancang jika dilihat dari bahan penyusunnya ada 3 yaitu :

1. Tiang pancang beton

2. Tiang pancang kayu

3. Tiang pancang baja

Pondasi Tiang Pancang Baja

Pondasi tiang pancang baja biasanya berbentuk profil H ataupun berbentuk pipa baja. Pada tiang pancang baja pipa, dapat dipilih dengan ujung terbuka bebas ataupun tertutup. Sering kali tiang baja pipa dilakukan pengisian dengan pengecoran beton setelah pemancangan, namun dalam beberapa hal dan kondisi, pengecoran tersebut dirasakan tidak perlu dilakukan. Berdasarkan pengalaman, bentuk ujung terbuka lebih menguntungkan dari segi kedalaman penetrasi dan dapat dikombinasikan dengan pengeboran bila diperlukan, misalnya penetrasi tiang pada tanah berbatu.

Penyambungan Tiang Pancang Baja

Sambungan-sambngan pada tiang pancang baja dibuat dengan cara yang sama dengan kolom baja, yaitu yang paling umum dengan cara mengelas atau dengan pemakaian baut. Pada beberapa proyek kecil, penyambungan telah dilakukan dengan lebih dahulu dan dipatenkan sebelum pemancangan dilakukan. Untuk tiang pancang baja berbentuk profil H, pelat-pelat badan (web plates) dibuat dalam bentuk dua saluran belakang ke belakang, dengan panjang yang cukup pas dengan badan dan flens bagian dalam. Sambungan ini kemudian dilas ke badan tersebut memotong ujungnya dan flens dilas bagian ujung tumpulnya untuk menyempurnakan sambungan.

Penyambungan tiang pancang pipa terdiri dari sebuah cincin yang berbingkai (ledged ring). Penyambingan dilakukan dengan mengelas sekeliling sambungan pipa tersebut yang kemudian ditutup dengan bingkai cincin yang juga dilas secara keliling ke pada kedua dua pipa yang telah disambung tersebut. Biasanya sambungan ini akan membangun kekuatan tiang pancang dalam kompresi, kelenturan dan geseran untuk memenuhi persyaratan kode bangunan.

Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Tiang Pancang Baja

Pondasi tiang pancang baja tersebut pada umumnya ringan, kuat dan mampu menahan beban yang berat. Penyambungan tiangpun dapat dilakukan dengan sangat mudah. Namun pondasi tiang pancang baja mempunyai kelemahan, yaitu dapat terjadinya korosi pada tiang baja.yang dilakukan oleh asam maupun air. Asam adalah suatu kondisi kimiawi, di mana bahan tersebut ber-pH kurang dari 7. Namun penelitian menunjukkan, bahwa pemancangan terhadap tanah alamiah tak terganggu, maka korosi tidak menjadi tidak menjadi masalah. Namun, jika pemancangan dilakukan terhadap tanah urugkan, maka besar kemungkinannya terjadinya korosi pada tiang pancang baja.

plambing dan instalasi air bersih


Instalasi air bersih harus direncanakan dengan benar agar distribusi air dalam rumah berjalan lancar dan efisien. Jika tidak direncanakan dengan baik (berkelok kelok dan bercabang banyak), distribusi air bersih akan terganggu. Pemipaan atau dalam bahasa Inggris disebut plumbing, merupakan sistem yang salah satu fungsinya untuk menyediakan kebutuhan air bersih. Namun kadang – kadang, sistem ini tidak berjalan semestinya sehingga penyediaan air yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah tangga menjadi terganggu. Oleh karenanya, sistem instalasi air bersih harus direncanakan sejak awal dan dituangkan dalam bentuk gambar perencanaan instalasi.

Pengertian Instalasi Saluran Air Bersih

Instalasi saluran air bersih merupakan perencanaan pembangunan alur air bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambungnya ke bak – bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor-Faktor Penting dalam Instalasi Saluran Air Bersih :

1. Sumber Air
Rangkaian instalasi air bersih di dalam rumah, atau biasa disebut instalasi pipa sekunder, umumnya menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Namun ukuran instalasi pipa primer (dari sumber air ke instalasi dalam rumah) berbeda – beda bergantung pada sumber airnya.
-) Air PAM langsung dihubungkan ke instalasi pipa di rumah, maka pipa primernya menggunakan pipa berukuran sama dengan instalasi pipa sekunder,yaitu ukuran 0,5 inchi.
-) Air PAM didistribusikan ke instalasi pipa di rumah melalui bak penampung (tower air), maka pipa dari meteran PAM ke tower air menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Sedangkan dari tower air ke instalasi di rumah menggunakan pipa ukuran ¾ ,1 inci.
-) Air tanah, dengan bantuan jet pump, dialirkan langsung ke instalasi pemipaan di rumah. Instalasi pipa dari pompa ke instalasi di rumah menggunakan pipa yang berukuran sama dengan besar penampang pipa keluaran (outtake) di pompa.
-) Air tanah didistribusikan ke sistem pemipaan di rumah melalui tower air, maka pipa dari pompa ke tower air menggunakan ukuran yang sama dengan pipa keluar (outtake) dari pompa. Sedangkan dari tower air ke instalasi pipa di rumah menggunakan pipa ¾ inci,1 inci.

2. Biaya
Sebagai sebuah sistem bangunan, instalasi pemipaan air bersih juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh model instalasi (tertutup atau terbuka), letak instalasi pipa (ditanam dalam tanah atau di atas tanah), jenis pipa, dan ukuran pipa.

3. Model instalasi
a. Sistem tertutup
Pemipaan tertutup maksudnya ujung pipa yang terakhir (hilir) menyambung kembali ke ujung awal pipa (hulu). Sistem seperti ini bisa juga disebut jaringan pemipaan memutar (loop). Sistem tertutup memungkinkan tekanan di semua outtake (pipa keluaran air) rata. Pemipaan sistem tertutup membutuhkan jumlah pipa lebih besar dibanding pemipaan sistem terbuka. Konsekuensinya, pemipaan sistem tertutup membutuhkan biaya lebih besar dibanding sistem terbuka.
b. Sistem terbuka
Pemipaan terbuka adalah sistem pemipaan yang kedua ujung pipa (hilir dan hulu) tidak menyambung. Bila jaringan pemipaannya terbuka, biasanya outtake di bagian ujung pipa akan bertekanan rendah. Pemipaan sistem terbuka membutuhkan jumlah pipa lebih sedikit dibanding pemipaan sistem tertutup. Keuntungan pemipaan sistem terbuka ini adalah membutuhkan biaya lebih sedikit dibanding sistem terbuka.

4. Letak Instalasi pipa
a.Instalasi di atas tanah
Instalasi di atas tanah (biasanya dalam plafon rumah) mudah pemasangannya. Deteksi kebocoran pipa pun lebih cepat diketahui sehingga perbaikannya tidak sesulit instalasi pipa di dalam tanah. Pada bangunan dua lantai, instalasi air bersih kebanyakan diletakkan di atas plafon.
b.Instalasi di dalam tanah
Instalasi di dalam tanah sulit mendeteksinya bila ada kerusakan. Bila sumber kerusakan sudah diketahui maka harus menggali tanah bahkan membongkar lantai. Sehingga menggunakan instalasi ini sulit dalam pengontrolannya.Tapi ada kebaikan dari sistem instalasi dalam tanah ini yaitu dari sisi kerapiannya.

5. Jenis pipa
a.Logam
Sebelum munculnya PVC, pipa logam banyak dipakai oleh masyarakat. Pipa logam sangat kuat,tebal dan tahan terhadap panas. Namun jenis pipa ini mempunyai kelemahan yaitu dapat berkarat sehingga air menjadi kotor dan bau.
b.PVC (Poli Vinil Chloride)
Bahan PVC merupakan terobosan inovatif yang hebat dan sangat menghematkan konsumen. Selain itu, PVC merupakan material yang tak karat dan lebih mudah perawatan maupun perbaikannya jika terjadi kerusakan. Satu satunya kelemahan pipa PVC adalah rawan bocor apabila sistem pengelemannya kurang rapi. Meski demikian, PVC merupakan bahan yang paling banyak dipakai masvarakat saat ini.

6. Ukuran pipa
Di Indonesia standard ukuran yang dipakai untuk system perairan rumah tangga atau lainnya adalah standart JIS (Japanese Industrial Standard), sedangkan untuk PDAM biasanya memakai standard Nasional SNI.
Berikut ini adalah macam-macam ukuran pipa PVC dengan standard JIS (satuan inch) yang dimulai dari AW 1/2″ sampai AW 10″ (atau lebih), D 1 1/4″ sampai D 10″ (atau lebih) dan C 5/8″ sampai C 5″

Sejarah Arsitektur

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.

Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.

Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.

Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.

Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.

Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.

Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.

Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.

Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.

Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.
Kesimpulan

bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu

BANGUNAN

Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan sejarahnya.

Karena bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam perjalanannya, manusia memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang dalam membuat suatu bangunan. Perkembangan Ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut seperti halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan dengan bangunan. Bahkan penggunaan trigonometri dalam matematika juga berkaitan dengan bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir kuno dalam membangun Piramida. Bahkan pada masa sekarang, bangunan bangunan berupa gedung tinggi dianggap merupakan ciri kemajuan peradaban manusia.

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.

Senin, 27 Agustus 2012

Kontruksi

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya)[1] Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan konstruksi persiapan tender dan penawaran, dll